KLIK IKLAN YA, PLEASE

Tragedi Tanjung Priok 2010

Posted: 14 Apr 2010 06:57 PM PDT

SEPANJANG hari kemarin, televisi menyajikan array kebrutalan kepada publik. Bentrok antara ratusan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dengan pemukim kompleks Makam Mbah Priok di Jakarta Utara itu mirip perang antarsuku di kawasan yang belum beradab. Kasar, keras. Beberapa orang tewas dan puluhan lainnya cidera.

Adegan perang tanding tak sebanding itu tersaji langsung ke beranda rumah warga di seantero negeri. Dua televisi swasta detik demi detik menyiarkan ball nyata keberingasan manusia atas sesamanya.

Media telah membuat persoalan tanah di Jakarta yang berbuntut kekerasan, penganiayaan, dan kematian itu menjadi urusan bersama. Ia menyentuh nurani warga di Timika, di Sabang, Rote maupun di Miangas, yang hari itu --kebetulan atau tidak-- menonton televisi.

Publik melihat dengan jelas bagaimana dua pihak bertemu dalam drive yang begitu keras dan tidak imbang. Di satu sisi, pamong praja --sesuai namanya mestinya adalah aparat negara yang mengasuh, membimbing, dan mengayomi warga-- tampak tak bisa mengendalikan diri, menyerang warga yang dinilainya membangkang.*Banjarmasin Post

Disinyalir bentrokan tersebut terjadi karena upaya aparat pemerintah dalam hal ini satpol PP melakukan penggusuran breadth makam Mbah Priok. Lalu siapa kah Mbah Priok sehingga masyarakat marah akan upaya tersebut???....

Mbah Priok terkait erat dengan sejarah kota Jakarta dan perkembangan Islam di Jawa. Nama daerah Tanjung Priok yang kita kenal sekarang ini, lahir dari kisah hidup Mbah Priok.

Mbah Priok adalah nama lain dari Habib Hasan bin Muhammad Al Haddad. Habib Hasan adalah penyebar Islam di Jakarta Utara pada abad ke-18. Ulama ini meninggal pada tahun 1756 karena kapalnya terkena badai di laut utara Jakarta.

Saat Habib Hasan dimakamkan, batu nisannya adalah dayung patah dan periuk nasi milik Habib Hasan. Di makam itu juga ditanam Bunga Tanjung. Kemudian, dari makam ini lahirlah nama Tanjung Priok yang merujuk pada bunga Tanjung dan periuk nasi di makam ulama ini.

Dahulu, makam asli Mbah Priok ada di kawasan Pondok Dayung. Makam ini lalu dipindahkan ke lokasi yang ada sekarang. Seiring waktu berjalan, kawasan di sekitar makam Mbah Priok, tumbuh menjadi kawasan pelabuhan terpadu Tanjung Priok.

Hingga saat ini, makam Mbah Priok menjadi salah satu tempat ziarah di Jakarta. Para peziarah datang dari berbagai wilayah di Indonesia.

Makam ulama ini, kini berada di dekat Terminal Peti Kemas (TPK) Koja, Jakarta Utara. Selain makam, ada juga beberapa perumahan milik warga. Karena wilayah ini dekat dengan pelabuhan, mulailah timbul perselisihan dengan warga dan ahli waris makam dengan pengelola pelabuhan.* detik News
Blog Panen "bukan" Sembarang Blog