KLIK IKLAN YA, PLEASE

Benarkah Islam Merendahkan serta mengekang Wanita?

Saudaraku, dalam kesempatan kali ini kami kembali menyoroti tentang wanita dan peranannya, setelah beberapa postingan kami sebelumnya juga menyoroti hal yang sama. Mudah-mudahan ini menjadi satu atau sedikit jawaban dari beberapa pertanyaan yang sempat beredar dikalangan masyarakat baik dulu, maupun diera sekarang ini tak sedikit masih ada yang mempertanyakan tentang peranan wanita di kegiatan publik atau masyarakat.

Dan yang disayangkan sehingga kami terus menerus menyoroti tema ini adalah masih banyaknya yang salah kaprah dalam memandang peran wanita. Peran wanita dipandang hanya ibu rumah tangga yang menunggu suami dirumah dan hanya mengurusi anak-anaknya. Menurut sebagian masyarakat itu dikarenakan kukungan dari Islam seperti yang banyak di tuduhkan. Dan itu mengakibatkan seolah-olah Islam merendahkan wanita.

Benarkah Islam merendahkan wanita???

Wahai Saudariku, Islam datang ketika sebagian manusia mengingkari kemanusiaan wanita. Sekiranya pun ada yang mengakui kemanusiaanya, wanita masih dianggap sebagai makhluk yang semata-mata untuk melayani kaum laki-laki. Bahkan, dikalangan bangsa Arab saat itu wanita dipandang hina, sampai-sampai ada diantara masyarakat Arab yang mengubur hidup-hidup anak perempuannya, sebagaimana yang di sebutkan dalam firman Allah :

“Apabila seseorang dari mereka diberi kabar tentang kelahiran anak perempuan, mukanya merah padam karena sangat marahnya. Ia menyembunyikan diri dari orang ramai karena berita buruk yang disampaikannya itu. Apakah akan dipeliharanya anak perempuan itu dengan menanggung malu dan hina, atau akan menguburkannya hidup-hidup ke dalam tanah? Betul-betul sangat jahat pendirian mereka”.

Dan selain itu pun masih banyak contoh bagaimana perempuan hidupnya terhina disaat sebelum hadirnya Islam ditengah-tengah mereka. Namun setelah datangnya Islam, maka mulialah wanita.

Salah satu bukti bagaimana Islam memuliakan wanita adalah dengan adanya satu surah dalam Al-Qur`anul Karim dinamakan surah An-Nisa`, artinya wanita-wanita, karena hukum-hukum yang berkaitan dengan wanita lebih banyak disebutkan dalam surah ini daripada dalam surah yang lain. (Mahasinut Ta`wil, 3/6)

Jadi, salah besar jika Islam dipandang merendahkan wanita. Dan juga salah apabila Islam pun dipandang tidak memberi peluang bagi wanita untuk terlibat dalam urusan publik.

Pada dasarnya memang Islam mengajarkan bahwa seorang istri harus taat kepada suami. Namun perlu diketahui Islam pun tidak pernah melarang seorang muslimah untuk berkiprah dalam kancah kehidupan dimasyarakat, sesuai dengan keahlian dan kemampuan yang dimiliki masing-masing. Dan tentu saja selama perannya itu tidak bertentangan dan keluar dari batasan-batasan syari’at.

Salah satu bukti sejarah yang menunjukan bagaimana peran wanita dalam pendidikan atau keilmuan. Salah satu contohnya adalah ‘Aisyah r.a yang telah meriwayatkan lebih dari seribu hadits. Kemudian Hafsah r.a yang kuat hafalannya dan bagus tulisan serta bacaannya hingga Usman r.a menerima hafalan darinya. Dan masih banyak lagi contoh-contoh yang lainnya.

Dan itu semua menunjukan bahwa didalam Islam, wanita tidak hanya harus bergelut dalam peran-peran domestik seperti yang banyak dituduhkan. Tetapi Islam juga memberikan peluang bagi wanita untuk berperan di publik Sepanjang itu membawa kemaslahatan bagi dirinya, keluarga dan Masyarakat yang terpenting agama. Dan juga yang lebih penting adalah idak keluar dari jalur syari’at atau fitrahnya.

Wallahu'alam

*sumber bacaan Buku Membela Islam

(Abdul Raup Silahudin)

Blog Panen "bukan" Sembarang Blog