KLIK IKLAN YA, PLEASE

Psikologi

1. Pengertian Psikologi
Psikologi berasal dari bahasa Yunani ‘‘psyche” yang berarti jiwa, dan “logos” yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi psikologi berarti ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya, maupun latar belakangnya.
Pengertian Psikologi menurut beberapa ahli;
a. Edwin G. Boring dan Herbert S. Langfeld
Psikologi adalah studi tentang hakikat manusia.
b. Garden Murphy
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari respons yang diberikan oleh makhluk hidup terhadap lingkungannya.
c. Woodworth dan Marquis
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari aktivitas individu dari sejak masih dalam kandungan sampai meninggal dunia dalam hubungan dangan alam sekitar.
d. Wilhem Wund
Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari pengalaman-pengalaman yang timbul dalam diri manusia seperti perasaan, pikiran, merasa, dan kehendak.
Jadi, secara umum Psikologi berarti ilmu yang meneliti dan mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya.

2. Sejarah Perkembangan Psikologi
Pada awalnya psikologi merupakan cabang dari ilmu filsafat. Segala sesuatu bersumber dari filsafat dan diuraikan berdasarkan filosofi, sehingga disebut psikologi filosofis.
Yang menjadi objek ialah hal-hal mengenai asal-usul jiwa, wujud jiwa, akhir jadinya dan sebagainya. Objek-objek ini tidak berwujud nyata, sehingga penyelidikannya menggunakan ilmu metafisika. Oleh karena itu psikologinya disebut dengan psikologi metafisis.
Di Asia seperti di India, para ahli mengutamakan psikologi batin atau parapsikologi yaitu mengenai peristiwa dan kodrat jiwa. Di Eropa (1500-1789) menggunakan psikologi filosofis dan metafisis.
Di samping itu timbul berbagai aliran, antara lain:
a. Aliran skolastik yang dipelopori oleh Thomas Aquino yang berpendapat bahwa tubuh dan jiwa merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
b. Aliran rasionalis, salah satu tokohnya adalah Descartes yang mengatakan bahwa ilmu yang benar hanya dapat diperoleh dengan berpikir, bukan dengan pengalaman atau percobaan.
c. Aliran empirisme yang dipelopori oleh Bacon (1600) dan J. Locke (1675) mengatakan bahwa psikologi tidak dapat didasarkan dan diuraikan dengan falsafah dan teologi, melainkan harus berdasarkan pengalaman-pengalaman.
Pada abad ke 17 sampai dengan abad ke 19 psikologi dipengaruhi oleh ilmu alam. Mereka menganggap bahwa jiwapun tunduk kepada hukum-hukum alam biasa. Terpengaruh ilmu kimia, yang menyatakan bahwa sesuatu itu terjadi dari zat terkecil dari unsur pokok, maka dalam psikologi dicari pula unsur terkecil yang menjadi elemen pokok bagi jiwa. Unsur-unsur berpadu dengan sendirinya menjadi suatu kebulatan (totalitas) menurut hukum-hukum, yang kemudian disebut psikologi. Karena unsur-unsur / elemen-elemen yang berdiri sendiri itu kemudian menjadi suatu kebulatan, yang berarti suatu mozaik, maka psikologi itu kemudian dinamakan Psikologi Mozaik atau Psikologi Keelemenan. Dan akhirnya pada tahun 1832-1920 datanglah Wundt yang mempelopori lahirnya psikologi modern yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu seterusnya.

3. Tujuan Mempelajari Psikologi
a. Untuk menjadikan hidup manusia menjadi lebih baik, bahagia, dan sempurna.
b. Untuk memberi kesenangan dan kebahagiaan hidup manusia.
c. Untuk memperoleh pemahaman tentang gejala-gejala jiwa, dan pengertian yang lebih sempurna tentang tingkah laku sesama manusia pada umumnya dan anak-anak pada khususnya.
d. Untuk mengetahui perbuatan-perbuatan jiwa serta kemampuan jiwa sebagai sarana untuk mengenal tingkah laku manusia dan anak.
e. Untuk mengetahui penyelenggaraan pendidikan yang baik.

4. Metode Kajian Psikologi
a. Metode yang bersifat filosofis:
1. Metode intuitip, yaitu metode yanag dilakukan dengan cara sengaja untuk mengadakan suatu penyelidikan atau dengan cara tidak sengaja dalam pergaulan sehari-hari. Dalam metode ini kesan pertamalah yang paling besar peranannya dalam pengambilan kesimpulan.
2. Metode kontemplatif, yaitu metode yang dilakukan dengan jalan merenungkan objek yang akan diketahui dengan menggunakan kemampuan berpikir kita.
3. Metode filosofis Religius, yaitu metode yang menggunakan materi-meteri yang tertera dalam kitab suci sebagai norma standart penilaian.]
b. Metode yang bersifat Empiris:
1. Metode Observasi adalah metode yang mempelajari kejiwaan dengan sengaja mengamati secara langsung, teliti, dan sistimatis.
a). Intropeksi (retropeksi)
b). intropeksi eksperimental
c). Ekstropeksi
2. Metode pengumpulan data, metode ini dilakukan dengan mengolah data-data yang didapat dari kumpulan daftar pertanyaan dan jawaban, bahan-bahan riwayat hidup ataupun bahan-bahan lain yang berhubungan dengan apa yang sedang diseldiki.
a) angket- interview
b) metode biografi
c)metode pengumpulan bahan
3. Metode eksperimen (percobaan) adalah metode yang dilakukan dengan cara mengamati secara teliti terhadap gejala-gejala jiwa yang kita timbulkan dengan cara sengaja. Metode ini menggunakan hipotesa.
a) metode eksperiman
b)metode test
4. Metode klinis, ialah nasihat dan bantuan kedokteran yang diberikan kepada para pasien, oleh ahli kesehatan.


Blog Panen "bukan" Sembarang Blog